Wednesday, July 27, 2011

Pulau Es Raksasa Hanyut di Laut Lepas

Sebuah ‘pulau’ es raksasa telah hanyut sekitar 10 kilometer dari pantai Labrador, Kanada. Informasi ini dikonfirmasikan oleh gambar-gambar satelit milik NASA.

Sebagai informasi, pada Agustus 2010 lalu, gletser Petermann di pesisir barat laut Greenland telah melepaskan sebuah bongkahan es yang ukurannya sama besar dengan Manhattan, kawasan berpopulasi terpadat di New York, Amerika Serikat.

Hampir setahun kemudian, yakni 25 Juli 2011, pulau es yang diberi nama Petermann Ice Island-A (PII-A), masih tampak jelas oleh Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) yang ada di satelit Terra, milik NASA.

Pulau es raksasa itu terus hanyut ke arah selatan, mengikuti pesisir pantai. Saat ini, pulau itu diperkirakan berada di 10 kilometer timur Spear Harbour, Newfoundland, Kanada.

Dikutip dari Universe Today, 27 Juli 2011, pulau itu kemungkinan tidak akan mencapai daratan karena bagian dasar bongkahan es itu akan tersangkut di dasar laut jauh sebelum  tiba di pantai. Canadian Ice Service (CIS) juga melaporkan bahwa ukuran pulau PII-A terus menyusut akibat banyaknya bongkahan kecil yang memisahkan diri ataupun mencair.

Meski tidak akan menabrak daratan, namun pulau es besar itu menghadirkan ancaman bagi kilang minyak lepas pantai dan jalur lalu-lintas kapal.

Dari pantauan terakhir NASA, pulau itu kini ukurannya tinggal 52 kilometer persegi. Namun ia tengah berada di selat Belle Isle, yang merupakan jalan pintas bagi kapal dari dan menuju kawasan Amerika utara dan Eropa atau kapal yang rutenya ada di timur laut dan barat laut Amerika Utara. (umi)

Sunday, March 27, 2011

Seperti Ini Tanda-Tanda Ponsel Anda Disadap

Pemutaran rekaman percakapan antara Anggodo Widjojo dengan berbagai pihak telah mengungkap terjadinya rekayasa kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantas Korupsi.

Bahkan, efek dari pemutaran rekaman percakapan hasil penyadapan itu jauh lebih besar. Rekaman ini telah memaksa Wakil Jaksa Agung AH Ritonga dan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duadji mengundurkan diri karena namanya banyak disebut-sebut dalam percakapan Anggodo.



Banyak orang bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya penyadapan itu dilakukan, dan bagaimana pula tanda-tanda ponsel disadap. Apalagi, penyadapan bukan hanya pada pejabat, tetapi bisa dilakukan terhadap siapa saja.


Sebenarnya, tidak terlalu sulit untuk mengidentifikasi apakah ponsel kita sedang disadap orang. Berikut ini beberapa cara simpel untuk mengenali gejala-gejalanya.


1. Bila baterai ponsel Anda menjadi lebih cepat terkuras padahal jarang digunakan, Anda harus curiga. Sebab, sebuah software mata-mata (spyware) yang sudah tertanam di ponsel, biasanya akan mengirimkan informasi-informasi kepada si penyadap. Hal ini menyebabkan baterai ponsel akan lebih cepat terkuras.


2. Walaupun Anda tak menggunakan ponsel tersebut, bila disentuh, ponsel ini terasa hangat karena walaupun terlihat tak digunakan, ponsel ini sebenarnya bekerja, kemungkinan karena proses penyadapan itu sendiri.


3. Saat digunakan untuk menelepon orang lain, Anda mendengar berbagai macam bunyi-bunyian, misalnya bunyi klik, derau, atau bunyi lainnya. Bahkan, kemungkinan volume ponsel juga bisa bisa berubah-rubah sendiri


4. Bila terdengar bunyi yang tak wajar dari ponsel saat sedang tak digunakan, kemungkinan ponsel Anda sedang bekerja, berfungsi sebagai receiver atau transmitter yang sedang menerima percakapan telepon di area sekitarnya.


5. Saat ponsel digunakan berkomunikasi, biasanya ponsel tiba-tiba mati, sinyal tiba-tiba turun atau suaranya mendengung.


6. Beritahu kepada orang yang Anda percaya bisa memegang rahasia, tentang informasi tertentu. Bila kemudian orang lain mengetahui informasi Anda itu, tandanya, ponsel Anda sudah disadap orang.

Thursday, March 10, 2011

Layaknya wanita sebayanya, di usia 36 tahun Mandy Sellar selalu terlihat energik. Namun, ada yang berbeda dari Mandy dibandingkan wanita lainnya.

Walaupun memiliki anggota tubuh yang lengkap, Mandy mengidap kelainan. Ia memiliki sindroma proteus, kondisi di mana kaki tumbuh lebih besar dibanding ukuran badan. Kakinya memiliki berat 70 kg dengan ukuran panjang 41 cm, diameter telapak kakinya 89 cm, dan 71 cm di bagian atas.
Mandy Sellar
Istilah sindroma Proteus diambil dari Dewa Yunani, Proteus yang dapat berubah bentuk. Belum ditemukan obat untuk mengobati sindroma ini. Sindroma ini sangat jarang ditemui. Tercatat hanya 120 orang yang menderita kelainan tersebut di dunia. Meskipun begitu, Mandy ingin berbagi kehidupannya dengan orang-orang yang mengidap kelainan sama dengannya.

Mandy didiagnosis menderita sindroma proteus sejak Mei 2006. Sejak saat itu, dia bertemu dengan orang yang memiliki penderitaan yang sama. Dia mengaku hal ini dilakukan untuk dapat selalu membangun hubungan dengan mereka. "Saya ingin mengetahui cara mereka hidup dengan kondisi seperti ini dan apa perbedaannya," ujarnya.

Agar kelainan yang dialaminya tidak mengganggu kesehatan bagian tubuh lainnya, dokter menyarankan Mandy untuk mengamputasi kakinya, mengingat kakinya terus tumbuh besar. Namun, sebelum mengizinkan dokter untuk melakukan hal tersebut, Mandy ingin menciptakan kesadaran masyarakat mengenai sindroma ini.

"Saya mengharapkan orang untuk melihat. Saya pikir hal ini tidak dapat dihindari karena saya berada pada posisi mereka. Senyuman dapat memberi banyak kepada mereka," ujarnya seperti dikutip oleh laman BBC.

Akhirnya Mandy berhasil memperkenalkan sindroma ini terhadap masyarakat dengan banyaknya publikasi mengenai dirinya. Salah satunya, pada 2008, wanita ini tampil pada serial 'Extraordinary People' dengan episode yang berjudul 'The Woman with Giant Legs'.

Pada acara 'The Tyra Show', Mandy mengatakan pada Tyra Banks bahwa Dia dapat menghabiskan US$3.800 atau setara dengan Rp36 juta untuk memesan sepatu. Sepatu tersebut pun menghabiskan 6 bulan waktu pengerjaan.

Hingga akhirnya, dari publikasi-publikasi ini, akhirnya Dia memiliki kesempatan untuk mengamputasi kaki kirinya pada 2010.

Wednesday, March 2, 2011

Believe It or NOT..!!. Gadis 11 tahun mengidap penyakit aneh...

Supatra Sasuphan sudah kebal dengan sapaan 'wajah monyet' atau 'gadis serigala'. Gadis 11 tahun asal Thailand ini tak lagi hirau dengan rambut lebat yang menutupi hampir seluruh permukaan wajahnya, kecuali mata dan area mulut.


Ia tampak sudah berdamai dengan pertumbuhan rambut liar yang juga merayapi permukaan punggungnya. "Saya sudah terbiasa dengan kondisi ini. Saya sepertinya tidak lagi merasakan keberadaan rambut-rambut tersebut," ujarnya kepada Britain's Daily Mail, seperti dikutip dari laman NY Daily News.
Kepercayaan dirinya malah meningkat seiring popularitas. Apalagi, setelah Guinness World Record mencatat namanya sebagai gadis pemilik rambut terbanyak di dunia, 2010. Predikat ini sukses menghapus ejekan orang di sekelilingnya. "Sekarang tidak ada lagi yang memanggil saya dengan muka monyet," ujarnya.

Dad Sammrueng, sang ayah, mengatakan bahwa putri mengalami kelainan itu sejak lahir. Dunia medis menyebutnya dengan sindroma Ambras, berupa penyakit bawaan akibat mutasi kromosom. Sebuah artikel di National Naval Center menyebut, sindroma ini menimpa kurang dari 50 orang di dunia.

Sindroma langka itu membuat Supatra kesulitan bernapas saat lahir. Ia harus menjalani dua kali operasi untuk membantunya bernapas. "Lubang hidungnya hanya satu milimeter. Dia berada di dalam inkubator selama tiga bulan dan menjalani operasi pembesaran lubang hidung menjadi satu setengah milimeter," ujar Dad.

Supatra Sasuphan sudah kebal dengan sapaan 'wajah monyet' atau 'gadis serigala'. Gadis 11 tahun asal Thailand ini tak lagi hirau dengan rambut lebat yang menutupi hampir seluruh permukaan wajahnya, kecuali mata dan area mulut.

Ia tampak sudah berdamai dengan pertumbuhan rambut liar yang juga merayapi permukaan punggungnya. "Saya sudah terbiasa dengan kondisi ini. Saya sepertinya tidak lagi merasakan keberadaan rambut-rambut tersebut," ujarnya kepada Britain's Daily Mail, seperti dikutip dari laman NY Daily News.
Kepercayaan dirinya malah meningkat seiring popularitas. Apalagi, setelah Guinness World Record mencatat namanya sebagai gadis pemilik rambut terbanyak di dunia, 2010. Predikat ini sukses menghapus ejekan orang di sekelilingnya. "Sekarang tidak ada lagi yang memanggil saya dengan muka monyet," ujarnya.

Dad Sammrueng, sang ayah, mengatakan bahwa putri mengalami kelainan itu sejak lahir. Dunia medis menyebutnya dengan sindroma Ambras, berupa penyakit bawaan akibat mutasi kromosom. Sebuah artikel di National Naval Center menyebut, sindroma ini menimpa kurang dari 50 orang di dunia.

Sindroma langka itu membuat Supatra kesulitan bernapas saat lahir. Ia harus menjalani dua kali operasi untuk membantunya bernapas. "Lubang hidungnya hanya satu milimeter. Dia berada di dalam inkubator selama tiga bulan dan menjalani operasi pembesaran lubang hidung menjadi satu setengah milimeter," ujar Dad.

Supatra Sasuphan
Terlepas dari masalah psikologis, pertumbuhan rambut liar juga menimbulkan gangguan penglihatan. "Terkadang, saya sulit melihat jika rambut saya terlalu panjang," ujarnya.

Sudah beragam metode penghilang bulu ia coba, termasuk penggunaan laser. Namun, tak ada yang membuahkan hasil. Pertumbuhan rambut di tubuhnya tetap tak terkendali. Ia harus menerima kenyataan bahwa dokter belum berhasil menemukan penawar sindroma tersebut.

Berhasil melewati masa kritis di awal kehidupannya, Supatra tumbuh sehat. Dia sangat menyukai menari, menonton kartun, dan mendengarkan musik. Dia juga memiliki cita-cita yang tidak kalah dari anak sebayanya.
"Saya ingin menjadi dokter sehingga saya bisa menolong pasien ketika mereka terluka," ujarnya. "Saya harap suatu hari saya dapat disembuhkan."

Sudah beragam metode penghilang bulu ia coba, termasuk penggunaan laser. Namun, tak ada yang membuahkan hasil. Pertumbuhan rambut di tubuhnya tetap tak terkendali. Ia harus menerima kenyataan bahwa dokter belum berhasil menemukan penawar sindroma tersebut.

Berhasil melewati masa kritis di awal kehidupannya, Supatra tumbuh sehat. Dia sangat menyukai menari, menonton kartun, dan mendengarkan musik. Dia juga memiliki cita-cita yang tidak kalah dari anak sebayanya.
"Saya ingin menjadi dokter sehingga saya bisa menolong pasien ketika mereka terluka," ujarnya. "Saya harap suatu hari saya dapat disembuhkan."

Monday, February 21, 2011

Laba-laba Penghisap Darah Doyan Bau Kaus Kaki

Dari penelitian terakhir, diketahui bahwa sebuah spesies laba-laba yang mangsa utamanya adalah nyamuk pembawa penyakit malaria, yakni Anopheles gambiae, sangat tertarik dengan bau keringat di kaus kaki.

Peneliti asal Inggris dan Kenya membuktikannya dalam sebuah eksperimen. Mereka menggunakan kaus kaki bekas pakai untuk mengetahui apakah laba-laba yang dimaksud juga memiliki sifat yang sama dengan sifat mangsanya, yakni tertarik dengan bau-bauan dari manusia.

Ternyata, laba-laba lompat tampak telah mengembangkan ketertarikan terhadap bau kaki manusia untuk membantu mereka menemukan mangsa. Temuan ini dilaporkan pada jurnal Biology Letters.

Menurut peneliti, manusia kini bisa ‘merekrut’ Evarcha culicivora, laba-laba lompat Afrika Timur tersebut, dalam memerangi malaria. Caranya dengan mengajak laba-laba itu tinggal di rumah yang dipenuhi dengan kaus kaki bau.

Fiona Cross, peneliti dari University of Canterbury, Inggris dan Robert Jackson, dari International Centre of Insect Physiology and Ecology, Kenya melakukan penelitian tersebut. Mereka tertarik meneliti spesies laba-laba itu karena laba-laba itu merupakan pemangsa satu-satunya yang secara spesifik memangsa nyamuk penyebab malaria tersebut.

“Kami memiliki kecurigaan bahwa bau manusia sangat menarik bagi laba-laba sebelum melakukan eksperimen ini,” kata Cross, seperti dikutip dari BBC, 21 Februari 2011. “Padahal umumnya, laba-laba ini tinggal di rerumputan tinggi di luar rumah atau di gedung-gedung yang ditinggali manusia."

Untuk membuktikan kecurigaan itu, mereka merancang peralatan eksperimen berbasis aroma yang disebut sebagai olfactometer. Mereka kemudian menempatkan laba-laba uji dalam sebuah wadah. Udara kemudian dipompakan ke masing-masing wadah. Masing-masing udara datang dari kotak yang berisi kaus kaki bersih dan kaus kaki bekas dipakai yang memiliki bau keringat kaki manusia.

Bagi tiap laba-laba, peneliti juga menyediakan pintu darurat agar mereka bisa melarikan diri kapan saja ke ruangan yang tidak diberi bau apapun.

“Ternyata, laba-laba yang diberi aroma kaus kaki bau betah berlama-lama di ruangan yang dihembuskan bau tersebut, dibandingkan laba-laba yang dihembuskan bau kaus kaki yang baru dicuci,” kata Cross. “Kenyataan bahwa laba-laba menemukan bahwa bau manusia sangat menarik belum pernah diketahui sebelumnya."

Cross menyebutkan, penemuan ini berkaitan dengan perilaku lain laba-laba ini. “Saat mereka menemukan bau darah, mereka bisa menjadi sangat rakus dan bisa membunuh hingga 20 nyamuk secara terus menerus, meski tidak memakan seluruhnya,” ucapnya.

Saat ini, kata Cross, mereka perlu mempelajari lebih lanjut perilaku seperti itu. “Mereka menjadi gila saat berada di sekeliling nyamuk yang sudah menghisap darah,” ucapnya.

Meski kedengarannya mengerikan, kedua peneliti yakin bahwa makhluk haus darah itu bisa membantu manusia dalam memenangkan pertempuran kompleks melawan malaria. “Laba-laba itu ada di lingkungan dan tersedia secara gratis,” kata Cross. “Lalu kenapa tidak kita mencari cara untuk memanfaatkan predator menarik ini?”

Cross dan rekan-rekannya kini mencari cara bagaimana manusia bisa mengundang laba-laba ini ke dalam rumah tanpa mengundang pula nyamuk. “Di kawasan yang dilanda wabah malaria, orang-orang perlu menyambut kedatangan makhluk tersebut ke dalam rumahnya,” ucapnya.

Sunday, February 20, 2011

Ikan Aneh Hidup di Limbah Beracun

Ilmuwan menemukan ikan aneh yang hidup di perairan yang paling parah terkena polusi. Ikan tersebut berhasil bertahan karena telah berevolusi hingga mampu mengatasi bahan kimia berbahaya.

Para ‘penjelajah racun’ di dunia air tersebut merupakan ikan tomcod, yang tampak serupa dengan ikan cod

Sebagai informasi, sejak tahun 1947 sampai 1976, perusahaan seperti General Electric telah menghanyutkan PCB dan dioksin ke sungai di sekitar Hudson. Di tahun 1980-an, sekitar 95 persen ikan di kawasan tersebut ditemukan menderita tumor hati.

“Ternyata, semakin kami teliti, semakin banyak kami dapati adanya ikan-ikan yang tahan terhadap PCB dan dioksin,” kata Isaac Wirgin, toksikolog dari New York University, seperti dikutip dari Science, 19 Februari 2011.

Dari studi lebih lanjut, peneliti berkesimpulan bahwa pada beberapa ikan, polutan telah memasuki inti sel. Polutan itu kemudian telah mengganggu DNA dari gen tertentu sehingga membuat ikan-ikan menderita penyakit.

Secara kebetulan, tomcod memiliki gen yang mampu mentoleransi PCB dan dioksin. Dengan demikian, ikan yang memiliki gen ini mampu bertahan hidup lebih baik dibanding ikan lain.

Secara teknis, tomcod bukanlah mutan. Bahan kimia hanya menyerang kelompok ikan-ikan tertentu saja, sementara mereka mampu bertahan. Meski begitu, tetap ada dampak negatifnya.

“Umumnya, level PCB atau dioksin seperti ini akan membunuh organisme,” kata Wirgin. “Akan tetapi, di sini mereka bertahan hidup dan menjadi makanan bagi makhluk hidup lainnya,” ucapnya.

Wirgin menyebutkan, ikan atau makhluk hidup lain yang menyantap tomcod akan menyerap polutan yang ada yang belum tentu dapat ditanggung oleh gen tubuh mereka.

Selain itu, meski berhasil berevolusi hingga mampu bertahan terhadap polusi, ikan-ikan ini telah kehilangan kemampuan untuk mengatasi gangguan alami. “Misalnya seperti kondisi penurunan oksigen di air ataupun kenaikan temperatur air,” ucap Wirgin
biasa. Bedanya, ukuran ikan yang tinggal di kawasan sungai Hudson dan sekitarnya ini memiliki ukuran yang lebih kecil.

Letusan "Bintik" Matahari Dekati Bumi Siang Ini

Foto letupan matahari yang diambil dari satelit NASA (AP Photo/NASA)
Letusan bintik matahari lagi-lagi menghantui penduduk di Bumi. Menurut Solar Dynamics Observatory milik NASA, siang ini, atau sekitar tengah malam waktu setempat, letusan bintik matahari terbesar akan menyambangi Bumi. Ini adalah suar matahari terbesar dalam empat tahun terakhir.

Letusan itu, atau dikenal dengan istilah coronal mass ejection (CME), terpancar sejak Senin 14 Februari 2011, pukul 8:56 pm waktu setempat. Ia dikategorikan sebagai letusan Class X2.2, jenis ledakan yang 

Letusan bintik matahari ini mengikuti jejak letusan Class M sebelumnya, yang mana besarnya hanya sedang atau medium, dan beberapa ledakan berdaya rendah Class C seminggu sebelumnya.

CME bergerak dengan keadaan terbakar ke arah Bumi dengan kecepatan sekitar 900 km per detik. Meski kedatangannya tidak pernah diharapkan, CME diperkirakan akan sampai ke Bumi pada pukul 10 malam, waktu setempat.

"Ini adalah letusan bintik matahari terbesar pada siklus matahari saat ini," papar Solar Dynamics Observatory NASA dalam keterangan resmi yang dikutip dari TG Daily, Jumat 18 Februari 2011.

Observatorium NASA menangkap gambar ledakan itu dalam gelombang ultraviolet yang relatif ekstrim sepanjang 193 Angstrom, walaupun alat SDO agak kewalahan untuk menangkap kilatan cerah.

Menurut NASA, suar matahari akan menimbulkan efek yang nyata pada penduduk Bumi ketika sampai ke permukaan atmosfer. Bukan tidak mungkin jika transmisi radio dan sistem GPS akan lumpuh. Begitu pun arus listrik.

Radiasi terbesar akan dirasakan para astronot yang tengah berada di International Space Station (stasiun ruang angkasa), tak terkecuali penumpang dan awak pesawat.

Namun, sebagai partikel bermuatan besar menabrak atmosfer Bumi, ada kemungkinan menimbulkan cahaya terang dari garis Utara ke Selatan yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Sayangnya, NASA tidak menyebutkan secara spesifik daerah negara bagian mana yang akan dapat melihat fenomena alam ini
 

FreeNet Copyright © 2009 DarkfolioZ is Designed by Bie Blogger Template for Ipietoon
In Collaboration With fifa